


DI BAWAH TEMA “MEMBACA PRAMOEDYA ANANTA TOER”, SEMA STFK LEDALERO MEGGELAR KEGIATAN WORKSHOP, SEMINAR, LAUNCHING DAN BEDAH BUKU”
MAUMERE, FE. Melihat tingginya minat dan bakat serta ketertarikan mahasiswa STFK Ledalero di bidang sastra dan teater, maka sema STFK Ledalero menyelenggarakan kegiatan Workshop, seminar, launching, dan bedah buku serta pementasan teater di bawah spirit dan juga visi, “menyimak realitas sosial dalam seni sastra dan teter”, (29/16).
Adapun kegiatan ini dilangsungkan selama satu hari penuh, mulai dari pikul 09.00 pagi sampai dengan pukul 10.00 malam hari.Tampak, ratusan mahasiswa memenuhi ruang aula STFK Ledalero, tempat diselenggarakan kegiatan yang disebutkan. Tidak terkecuali para dosen STFK Ledalero, seperti Pater Fredi Sebho dan Pater Bernard Bolu Ujan.
Ketua senat mahasiswa STFK Ledalero, Fr. Yanto Lobo, dalam sambutannya menyampaikan alasannya sehubungan dengan pemilihan tema seminar, yakni “Membaca Pramoedya Ananta Toer”.
“Tema yang diusung dalam seminar kali ini adalah “Membaca Pramoedya Ananta Toer”.Tema ini diusung selain karena bertepatan dengan 10 tahun meninggalnya sastrawan yang dikenal dengan visi realism sosial, tema ini juga diusung untuk melihat visi nasionalisme yang digagas Pramoedya dalam relevansinya dengan situsi kehidupan berbangsa dan bernegara zaman ini”, kata Fr. Yanto Lobo.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini seutuhnya juga bertepatan dengan peringatan sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Kaum muda dipanggil untuk tetap segar, tidak saja dalam gagasan, tetapi juga dalam tindakan.
Ketua senat mahasiswa STFK Ledalero ini pun berharap agar kegiatan semacam itu bias dilanjutkan sehingga mampu menjadi sebuah ruang “menjadi”, dalam proses pencarian dan penemuan makna diri.
“Saya berhara pagar kegiatan ini dapat terus berlanjut, tidak semata-mata mengisi waktu luang, seperti sekedar duduk minum kopi dan berbincang ringan, namun lebih daripada itu, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi sebuah ruang ‘menjadi’, dalam proses pencarian dan penemuan diri”, katanya.
Hadir dalam kegiatan ini, Mas Iwan Daijono, dosen ISI Jogja dan Linda Tagie, sastrawati pada kelompok bukan perempuan biasa Kupang, sebagai pemberi Workshop, “gerak dan olah tubuh”, bapak Gusti Fahik, dan Romo Ino Mansur sebagai pemberi seminar, serta segenap kelompok teater, seperti Teater Tanya Ritapiret, Aletheia Ledalero, Perempuan Biasa, dan pelbagai komunitas sekolah serta kaum muda Maumere. // Kontributor : FE-JH






