


BAJAWA, FE. Hampir semua masyarakat Flores sudah mengenal kampung BENA. Kampung Bena adalah salah satu perkampungan megalitikum yang terletak di Kabupaten Ngada,Nusa Tenggara Timur. Tepatnya di Desa Tiwuriwu,Kecamatan Aimere, sekitar 19 km selatan Bajawa. Kampung yang terletak di puncak bukit dengan view gunung Inerie. Keberadaannya di bawah gunung merupakan ciri khas masyarakat lama pemuja gunung sebagai tempat para dewa.
Menurut penduduk kampung ini, mereka meyakini keberadaan Yeta, dewa yang bersinggasana di gunung ini yang melindungi kampung mereka.
Pantauan Floreseitorial, dikampung ini berdiri 40 buah Rumah yang saling mengelilingi, badan kampung tumbuh memanjang dari Utara keselatan, pintu masuk cuma dari arah Utara. Ditengah kampung terdapat ngadhu dan bhaga.
Team ekspedisi Floreseitorial Berkesempatan mewawancarai seorang penduduk lokal kampung ini, Emiliana Ule, kepada Floreseitorial wanita yang sudah memiliki 2 anak ini mengatakan bahwa, ngadhu dan bhaga itu memiliki fungsi dan kegunaan nya masing masing. Di daerah Ngada, ngadhu dan bhaga tidak hanya dijumpai dibenarkan saja, tetapi hampir semua anak kampung memiliki ngadhu dan bhaga nya masing masing.
Beberapa saat kemudian team ekspedisi Floreseitorial.com diberi kesempatan untuk mengunjungi kampung kampung lainnya. Kampung yang menjadi target ekspedisi adalah kampung Baru atau dalam bahasa setempat disebut Nua Muzi .

Benar saja, dikampung ini juga terdapat bhaga dan dan ngadhu, hampir serupa Rumah penduduk memiliki bhaga dan ngadhu nya masing masing.
Penduduk setempat meyakini bahwa ngadhu dan bhaga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari hari mereka.
Ngadhu berguna untuk meletakan persembahan dan sesajian hang diberikan kepada arwah para leluhur mereka yang sudah meninggal dunia.
Sedangkan bhaga digunakan sebagai penahan untuk upacara upacara ritual seperti pemotongan Bhada (kerbau,red)
Markus Azi saat diwawancarai oleh Floreseitorial mengatakan Adah hal unik dari proses pembuatan ngadhu. Kyu yang dipakai untuk membuat ngadhu itu sendiri tidak pernah tumbuh di daerah Ngada, dia cuma tumbuh di Manggarai Timur, dan ketika kami ingin membuat bangunan ngadhu ini, maka kami harus ke sana untuk meminta kayu ini secara adat, melakukan ritual pemotongan kayu dengan upacara adat.
Lebih lanjut ketika ditanya Floreseitorial apa nama kayu tersebut, dia mengatakan tidak etis kalau saya katakan apa nama kayu nya, karena kayu itu sangat berharga bagi kami, tetapi kami yakin, saudara saudara kami di Manggarai Timur selalu memberikannya untuk kami// Kontributor: AK.FE01

