Pilihlah Pemimpin Yang berorentasi Bonum Commune, Bukan yang Blusukan Saat Moment Pilkada

Borong FE, Kini Gema pilkada sudah kembali dirasakan oleh masyarakat Manggarai Timur, Beberapa Oknum yang diisukan mencalonkan Diri kini mulai turun kebawah, mengambil hati rakyat dan mensosialisasikan diiri.

Kristian Nanggolan , kepada media ini mengatakan ” Pilkada adalah bagian dari proses demokrasi yang merupkan kewajiban masyarakat dalam menentukan pemimpinnya 5 tahun mendatang. Pemilu pada dasarnya dijlankan dengan prinsip Luberjurdil  (Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, Red) dan memberikan kesempatan kepada setiap warga masyrakat yang merasa diri mampu dan bisa diloloskn menurut regulasi dan UU yang berlaku. Semua figur yang bertarung dalam pesta rakyat ini tentu mempnyai visi-misi yang baik terhadap pembangunan masyakat ke depan. Namun yag perlu dipahami oleh masyrakat adalah bagaimana memilah pemimpin yang berorientasi pada bonum commune. Tidak sebtas blusukan disaat moment pilkada yang menjemput..

Kristian Nanggolan
Kristian Nanggolan

Lebih Lanjut Ketua PMKRI ini mengatakan “Kita Tidak sedang menjastifikasi, namun Manggrai timur sekarang berada dalam posisi stagnan dari berbagai segi pembangunan baik itu infrastruktur maupun suprasttuktur , pun SDM Masyarakat untuk menyadari sejauh mana peran pemerintah dalam menanggulangi pengangguran, meminimalisir kemiskinan pun korupsi. Harapannya adalah pemimpin yang dilahirkn dalam pentas pesta rakyat kali ini mampu menjawab keluhan dan rintihan msyarakat tertindas dan bukan melyani nafsu pribadi ataupun Golongan  yang ingin mengeruk kekayaan rakyat” Ujar Kristian.

p

Sementara Budi Abdul Syukur berpandangan bahwa “adalah sebuah kewajaran jika putera-puteri daerah ini baik dari kalangan birokrasi, kader partai politik, pengusaha maupun elemen masyarakat lainnya yang ingin mengabdikan dirinya menjadi pemimpin matim ke depan sejak dini gencar bersosialisasi diri ke tengah masyarakat. Hal ini penting dilakukan agar sedini mungkin mengidentifikasi masalah – masalah  yg menjadi skala prioritas pembangunan . Kita ketahuo bersama  hingga kini masih terdapat berbagai kepincangan baik dari sisi pengambilan kebijakan yang terkesan mendikotomikan wilayah – wilayah tertentu sebagai anak emas dan anak tiri , Selain itu saya menilai  proses pembangunan yang mengalami sejumlah persoalan seperti buruknya pembangunan fisik jalan, jembatan, gedung – gedung  sekolah, dan masih banyak persoalan lainnya.

BUDI SYUKUR
Budi Syukur

Budi Juga Menuturkan “Pemerintahan yang baru nantinya Diharapkan mampu merombak  sistim perekrutan pegawai pegawai  honor daerah yang jauh dari kata transparan, pelayanan publik yg tidak prima, contoh kasus pelayanan e-ktp yang hingga kini masih menimbulkan segudang masalah. Program program bantuan masyarakat yang tidak tepat Sasaran,produk bantuan berkualitas rendah kerap menjadi keluhan sebagian besar masyarakat. Perhatian terhadap produktifitas hasil pertanian dan perikanan juga belum mendapat perhatian serius pemerintah, hal jni dapat dilihat dari menurunnya angka produktifitas hasil pertanian dan perkebunan kita akhir akhir ini yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi masyarakat”

“Masalah sarana air bersih dan sanitasi, penataan kota borong yang baik juga belum muncul sampai saat ini. belum lagi masalah korupsi yg audah menghinggapi beberapa pejabat birokrasi turut melengkapi sejumlah masalah di matim. Masyarakat tidak boleh lagi dibodohi oleh sebuah kalimat klasik bahwa matim baru seumur jagung sehingga pembangunannya pun masih merayap. Bandingkan dwngan kabupaten – Kabupaten  pemekaran lainnya seperti sabu raijua, rote ndao dan beberapa kabupaten lainnya yang sudah mengalami kemajuan yang luar biasa,Kata kuncinya di pemimpin itu sendiri” Tutup Budi //Kontributor : AK.FE

 

Ketikkan pesan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *