Mohamad Jahidin Menyampaikan Perimintaan Maaf Kepada Warga Manggarai Raya

Jakarta, FE. Seorang warga Manggarai Barat bernama Mohamad Jahidin,yang turut serta dalam demonstrasi terkait surat almaidah ayat 51,yang menjadi polemik akhir akhir ini memberikan klarifikasi.Ia merasa bersalah dan mengaku tidak ada maksud lain di balik pemakaian topi songke(peci)Manggarai yang Ia kenakan saat berdemonstrasi.Berikut isi kalrifikasi yang bersangkutan yang di terima redaksi Floreseditorial.com hari ini(rabu/3/11/2016).

Dalam setiap aktifitasnya sebagai mahasiswa, Mohammad jahidin selalu mengenakan topi songke
Dalam setiap aktifitasnya sebagai mahasiswa, Mohammad jahidin selalu mengenakan topi songke

“Selamat sore masyarakat Manggarai Raya yang mungkin sangat resah terkait penggunaan topi songke yang saya gunakan saat berdemonstrasi yang di beritakan oleh media Floreseditorial.com hari ini. Dengan ini saya menyampaikan klarifikasi terkait demo yang pernah kami lakukan beberapa minggu yang lalu. Demo yang kami lakukan adalah demo terkait penistaan ayat alquran surat almaidah 51 yang di lakukan oleh AHOK selaku Gubernur DKI di pulau seribu yang menyatakan jangan mau di bohongi oleh surat almaidah 51 agar tidak memilih dirinya. Demo ini tdk ada kaitannya dgn SARA. Karena yang kami demo bukan persoalan Agama dan Etnis tetapi seorang AHOK selaku Gubernur DKI. Jadi sekali lagi,tidak ada kaitan dengan SARA.Sebagai umat muslim yang mempercayai Alquran sebagai kitab yang di junjung serta pedoman dalam menjalankan hidup,tentu merasa tersinggung dengan pernyataan AHOK. Persoalan menggunaka topi songke dalam pelaksanaan aksi tersebut saya berpikir bahwa sebagai anak muda Manggarai saya harus melestarikan kekayaan budaya ini dimanapun saya berada.Penggunaan topi songke tersebut bukan berarti memberi simbol dukungan dari org manggarai Raya.Tetapi ini atas keingginan pribadi dan menjadi identitas yang kebetulan pada saat itu saya memimpin teman teman’Group Forum Dakwah Mahasiswa Muslim Manggarai’ sejabodetabek yang bergabung dalam Pemuda Islam Adonara.Jika penggunaan topi songke dalam aksi demo membuat resah warga manggarai raya dengan ini saya menyampaikan permohonaan maaf yang sebesar besarnya atas kesalahan tersebut. Terkait FPI,saya tidak pernah bergabung dengan FPI,hanya pada saat demo tersebut di pimpin oleh FPI dan gabungan ORMAS ISLAM se-Jakarta untuk menuntut AHOK segera di hukum sesuai dgn Undang Undang yang berlaku.Sekian klarifikasi serta kornologis demo AHOK yg pernah kami lakukan. Bilahifisabililhaq fastabiqulhaerat

Ttd

p

Mohamad Jahidin

Demikian klarifikasi yang di kirim oleh Mohamad Jahidin yang di terima redaksi Floreseditorial.com // Editor : YS-FE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0 komentar

  1. Jangan pake atribut Manggarai utk demo ttg agama, hargai solidaritas umat beragama di Flores. Anda seperti hendak menodai itu.