BORONG MENUJU KOTA HIJAU

BORONG, FE. Borong Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur merupakan kota yang belum tersentuh dandanan professional, hal ini disebabkan Pemerintah tidak ingin gegabah dan mesti melalui sebuah design matang melalui sebuah perencanaan komprehensif. Tahun 2016 ada awal cerita indah buat kota Borong. Betapa tidak, jalinan kerjasama Lembaga swasta berpengalaman Focus Group Discussion I (FGD) asal Malang bersama Pemkab Matim mulai berjalan tahun 2016 dan diawali dengan presentase Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kota Borong, rabu 07/09/2016 di aula kantor kecamatan Borong, dihadiri puluhan tokoh masyarakat dan perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Matim, yang mana muatan gambaran umum tentang perencanaan pembangunan tata ruang kota Borong itu berbasis Kota Borong menuju kota hijau.
Yos Marto, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Timur dalam sambutan buka kegiatan menyampaikan, kota Borong merupakan kota beraneka ragam potensi dan bila semua yang direncanakan berjalan dengan baik maka akan melahirkan sebuah kota yang indah dan nyaman bagi penghuninya. Menurut Plt Kadis PU itu, dinamika kota Borong mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun, baik secara fisik sosial ekonomi, maupun bentuk pertumbuhan lainnya sebagai wujud kota yang berkembang. Untuk itu, sangat penting tata ruang sebagai pedoman dalam pengawasan dan pengendalian pertumbuhan kota.
Sementara itu, ahli tata ruang asal Malang dalam presentase itu menjelaskan, model design tata ruang yang dianut nanti pada prinsipnya tidak mengorbankan asset kota,melainkan terus menerus memupuk semua kelompok asset meliputi manusia, lingkungan terbangun, SDA, dan sumber dukungan lainnya sebagai prasarananya kota. Target lain menurut dosen tata ruang itu, bahwa fokus penciptaan ide ide kreatif sebagai target hijau kawasan, yang menciptakan suasana kondusif dalam rangka pembangunan bangunan gedung hijau, serta fokus pada design lingkungan yang dapat menghemat penggunaan sumber daya terbaru kan/fossil fuel dan pendesainan tata cara pelaksanaan ditingkat basis masyarakat untuk mencapai target sasaran hijau.
Pada kesempatan yang sama Camat Borong, Gaspar Hanggar, mengusulkan normalisasi kali wae bobo agar kondisinya kembali seperti sedia kala sehingga manfaat wisata keberadaan kali wae bobo ini sungguh sungguh dirasakan warga.
Tokoh masyarakat yang hadir, Hyronimus Seman, Vitalitas Ambi, dan juga beberapa tokoh masyarakat lainnya mendukung kegiatan ini namun tetap memperhatikan etika dan estetika budaya setempat serta didahului dengan penataan drainase dalam kota Borong sebelum semua nya terlambat. Ujar semua tokoh masyarakat yang hadir saat itu.
Materi RTBL sendiri memuat pendahuluan, tinjauan kebijakan, metodologi pekerjaan,gambaran umum, Rencana kerja, sistem pelaporan, tenaga ahli, sinkronisasi peraturan dengan luasan dekolonisasi kawasan perencanaan, konsep pengembangan kawasan, serta diakhiri tayangan gambar kota Borong dalam rencana RTBL itu yang luasnya mencakup 49,026 ha.
Sumber Humas dan Protokol
Setda Matim

p

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *