BANTUAN KAPAL NELAYAN DKP MATIM TIDAK DILENGKAPI ALAT TANGKAP

Tercatat beberapa ketimpangan dari Bantuan Tersebut

BORONG, FE . Kapal bantuan DKP Manggarai Timur jenis fiberglass ukuran 10 GT yang dianggarkan tahun 2015 silam hingga kini belum dapat digunakan oleh penerimanya. Hal ini disebabkan bantuan kapal tersebut tidak disertai alat tangkapnya . Pantauan FE, tampak kapal bantuan tersebut terparkir begitu saja di dermaga Borong.

BUDI SYUKUR
               BUDI SYUKUR

Budi Syukur, tokoh muda yang ikut bergerak dalam wadah Himpunan Nelayan Manggarai Timur mengungkapan keprihatinannya terhadap persoalan ini. “Memang benar, sejauh ini kita melihat perahu bantuan tersebut dibiarkan merana begitu saja. Tidak ada aktivitas penangkapan ikan apapun seperti lazimnya jenis kapal yang sama yang digunakan oleh para nelayan. Belakangan baru kita tahu bahwa bantuan tersebut tidak disertai fasilitas alat tangkapnya.

p

Lebih Lanjut Ketua Remaja Masjid Nurul Jihad Borong ini menuturkan “Jika memang demikian, pertanyaannya, pertama apakah pihak DKP Manggarai Timur benar – benar  tidak menyertakan fasilitas alat tangkap dalam program bantuan kapal tersebut? Kedua, jika memang ada, di manakah alat tangkap (pukat cincin/purse seine, Red) itu berada saat ini? Mengapa tidak didistribusikan kepada si penerima bantuan? Tak dapat dipungkiri, bahwa program bantuan kapal nelayan yang didistribusikan oleh DKP Manggarai Timur selama ini tak pernah luput dari sorotan negastif masyarakat. Saya mencatat ada beberapa ketimpangan yang terjadi selama ini, pertama: pihak DKP Matim tidak melakukan kajian objektif terhadap standart kebutuhan nelayan sebelum program bantuan diturunkan. Hal ini dapat terlihat dari seringnya para penerima bantuan merombak fisik perahu bantuan tersebut. Kedua, dari sisi kualitas, banyak perahu yg dikerjakan asal jadi. Belum lama terpakai tapi sudah bocor, dan kalau bahan fiberglass sudah bocor mau diapakan lagi. Terbukti, banyak perhu bantuan yang sekarang terparkir begitu saja di seputar muara Borong dengan kondisi yg memprihatinkan. Ketiga, sasaran penerima bantuan terkesan tidak transparan. Banyak penerima bantuan justru bukan nelayan. Keluhan ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan para nelayan Borong. Seharusnya, ada keterbukaan informasi dari pihak DKP Manggarai Timur tentang kelompok-kelompok mana yang dinyatakan sebagai penerima dan bagi yang tidak dapat harus diberikan alasan yang jelas. Kriteria apa saja yg dipakai sebagai dasar penentuan calon penerima harus dipublikasikan ke masyarakat. Hal ini penting agar tidak menimbulkan kecurangan dan kecurigaan publik terhadap pihak DKP Manggarai Timur tutupnya.

Sampai beriita ini diturunkan, Media belum berhasil mengkonfirmasi Pihak DKP Manggarai Timur untuk mengkonfirmasi terkait keluhan nelayan tersebut// Kontributor: Ak.FE-01

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *