


Ende floreseditorial.com – Pada Jumat (20/01), uskup agung Ende, Sensi Potokota, menabiskan sebelas imam baru di paroki St. Martinus Nangaroro.
Diantaranya adalah diakon Atanasius Arianto Eka, O. Carm, diakon Yeremias Dolu, O. Carm, diakon Fidelis Nili, O. Carm, diakon Octavianus Tiwu Setu, O. Carm, diakon Damianus Dionisius Nuwa, Pr, diakon Robertus Reke, Pr, diakon Fransiskus Sama, Pr, diakon Fransiskus Ze Owa,Pr, diakon Yustianus Octavianney Dua,Pr, diakon Fransiskus Erikson Wanda, Pr, diakon Emannuel Logo like, CS.
Dalam khotbahnya, uskup Sensi menegaskan untuk thabisan imam baru kloter Nangaroro kali ini, tema yang dipilih yaitu “Ia memanggil orang-orang yang dipilihnya untuk diutus memberitakan injil”.
Sebuah rumusan tema yang mengusung hal-hal penting yang merupakan pilar pilar ajaran utama dan penting Gereja katolik mengenai imamat tahbisan, serta Firman Tuhan yang dipilih untuk perayaan ini kita gunakan pemandu untuk menyimak substansi fundamental mengeni imamat dalam lingkup Gereja katolik.
Karena itu dirinya menegaskan bahwa tiga hal pokok yang menurutnya mengusung pelbagai pilar utama dari pandangan pemahaman Gereja mengenai imamat yang dirumuskannya dalam bentuk pertanyaan.
“Sebetulnya ada banyak hal yang bisa disampaikan pada kesempatan ini tetapi mari kita batasi diri pada tiga hal pokok yang menurut saya mengusung pelbagai pilar utama dari pandangan pemahaman Gereja tentang imamat dalam bentuk pertanyaan. Pertama, siapa yang menghendaki imamat thabisan? Bertolak dari surat perjanjian lama mengenai keterpangilan murid-murid Yesus menjadi tanda bahwa tidak ada panggilan khusus diluar panggilan Allah.
Kedua, siapa yang dianggap layak untuk dithabiskan menjadi imam? Tuhan seutuhnya memanggil seseorang tanpa peduli latar belakang dan status sosial. Martabat manusia sebagai citra Allah itulah yang membuat Allah menganggap siapa saja layak menjadi pengikutnya. Ketaatan serta penyerahan diri yang total pun menjadi unsur penting yang menjamin kelayakan seseorang menjadi pengikutnya.
Ketiga, untuk apa imamat thabisan itu dihadirkan? Seseorang dithabiskan menjadi imam untuk menyertai imam agung besar yaitu Yesus Kristus dalam perutusan memberitakan injil. Dan ini adalah proyek penyelamatan dari Allah melalui satu satunya utusan dan pelaksananya yakni Yesus Kristus. Karena itu siapa saja yang dipanggil untuk ambil bagian ini sebetulnya ia hadir untuk menyertai Yesus. Yesus punya proyek. Dan menjadi suatu kehormatan ketika seseorang dipanggil dalam menyertai Yesus dalam pekerjaan penginjilan itu, kata uskup Sensi.”ujar Uskup Agung Ende tersebut.
Lebih lanjut, ia pun mengingatkan bahwa kepentingan utama dari pemberitaan injil sebagai proyek penyelamatan dari Allah adalah mengalahkan kuasa iblis. Kuasa kegelapan yang menjauhkan manusia dari Allah; yang merusak manusia sebagai citra Allah.
Manusia dan alam ciptaan, masih menurut uskup Sensi, harus dibebaskan dari cengkraman kuasa kerajaan setan apapun bentuknya. Dan itulah kepentingan dari pemberitaan injil.
“Karena itu, Yesus sendiri sebetulnya bukan hanya utusan yang membawa berita injil tetapi ia sendirilah kabar baik itu sendiri.” katanya.
Mengakhiri khotbahnya, Bapa Uskup menegaskan bahwa apa yang disampaikan ini cuma sebagian dari kekayaan pilar pilar pandangan dan hakekat dari imamat yang pada hari ini dipercayakan sepenuhnya kepada sebelas diakon yang siap ditabiskan.
“Tapi ijinkanlah saya memberikan kata terakhir , jadilah imam yang sejati. Imamat yang sejati hanya bisa bertahan kalau imam selau dengan sadar merawat dengan baik dan membangunnya dengan kokoh serta menyakini dengan penuh cinta pilar-pilar utama yang diajarkan Gereja mengenai siapa itu imam dan apa itu imamat”, tegas uskup Sensi.
Dari pantauan media ini, misa thabisan yang dimulai pada pukul 09.00 tersebut diikuti oleh ribuan umat. Thabisan tersebut tampaknya berlangsung cukup meriah dan aman. Aparat keamanan, baik polisi maupun tentara tampak hadir mengawal perayaan ekaristi yang dilangsungkan di gereja St. Martinus, Nangaroro tersebut.(Jivansi-FE)


